Kamis, 16 Juli 2020

MENGENAL AL QUR’AN ( تعريف القراّن )

MENGENAL AL QUR’AN

 ( تعريف القراّن )




1.     Pengertian Al Qur’an
Para ulama tafsir Al Qur’an dalam berbagai kitab ulumul qur’an menafsirkan pengertian Al Qur’an secara lughawi (etimologi/Bahasa)[1] bahwa kata tersebut merupakan bentuk mashdar dari kata qara’a-yaqra’uu-qiroo’atan-wa qur’aanan (قرأ, يقرأ, قرائة, و قرآنأ).
Kata qoro’a berarti menghimpun dan menyatukan, jadi Al Qur’an pada hakikatnya merupakan himpunan atau kumpulan dari huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf Al Qur’an. Selain itu dimaknai juga sebagai tilawah  yang atinya membaca. Sehingga kedua makna diatas jika dipadukan menjadi sebuah pengertian bahwa “Al Qur’an itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”.
Secara terminology (istilah), pengertian Al Qur’an adalah “Firman Allah SWT yang menjadi mukjizat bagi Rasulullah Muhammad SAW, diturunkan ke dalam hati nya melalui malaikat Jibril AS. secara berangsur-angsur sebagai petunjuk bagi umat manusia dan bagi yang membacanya bernilai ibadah serta berpahala besar”
Lebih kompleks nya mengutip perkataan ulama’ Abdul Wahhab Khallaf (Ahli di bidang AL Qur’an) bahwa pengertian Al Qur’an adalah :
القرآن هو كلام الله الذي نزل به الروح الآمين على قلب رسول الله محمد ابن عبد الله بألفاظه العربية ومعانيه الحقة, ليكون حجة للرسول على انه رسول الله, ودستور للناس يهتدون بهداه, وقربة يتعبدون بتلاوته, وهو المدون بين دفتى المصحف, المبدوء بسورة الفاتحه المختوم بسورة الناس, المنقول الينا باالتواتر كتابة ومشافهه جيلا عن جيل محفوظا من اي تغيير او تبديل.
“ Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah melalui ruhul amin (Malaikat Jibril AS.) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang (dasar hukum) bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana pendekatan diri & ibadah kepada Allah dengan membacanya. Al Qur’an itu terhimpun dalam mushaf (kumpulan lembaran-lembaran), dimulai dari surat alFatihah dan diakhiri dengan surat anNaas, disampaikan kepada kita secara mutawatir (bersambung sanadnya) dari generasi ke generasi secara tulisan maupun lisan. Ia terpelihara dari perubahan atau pergantian.”
      Dari penjelasan diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa pengertian Al Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah yang berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril a.s yang menjadi petunjuk bagi manusia. Dikarenakan Al Qur’an berfungsi sebagai petunjuk hidup, tentu manusia harus berupaya memahami nya dengan pemahaman yang mendekati pemiliknya. Pada konteks seperti inilah, pembelajaran Al Qur’an sangat diperlukan dengan memberikan pemahaman terkait terjemah nya, tafsir serta asbabun nuzul (sebab-sebab turun nya ayat-ayat Al Qur’an).
2.     Urgensi Membaca Al-Qur’an
Al Qur’an berisi petunjuk bagi manusia serta pembeda antara yang benar (haq) dengan yang salah (bathil). Didalam surat Al Baqarah ayat 185 Allah SWT berfirman :
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان
“ Bulan Ramadhan (adalah bulan) yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil).”
Oleh karena itulah setiap muslim dituntut untuk dapat membaca Al Qur’an dengan lancar, baik, dan benar. Setiap untaian kata didalam Al Qur’an bagi yang membacanya dinilai sebagai ibadah, setiap satu huruf Al Qur’an bernilai satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda :
من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر امثاله لا اقول ألم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. aku tidak mengatakan Alif Lam Miim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu Huruf, dan Mim satu huruf”
Selain pahala yang berlipat ganda, yang terpenting adalah Al Qur’an pada Hari Kiamat nanti akan memberikan syafa’at bagi para pembacanya. Hal ini disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW, beliau bersabda :
اقرأوْا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan dating pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat kepada para pembacanya”
Keistimewaan lain dari membaca Al Qur’an adalah mampu menjadi ruh (penggerak) bagi kemajuan kehidupan manusia manakala selalu dibaca dan ditadabburkan (merenungkan) makna yang terkandung di dalam setiap untaian ayat nya. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Asy Syura ayat 52 :
وكذالك أوحينآ إليك روحا من أمرنا, ما كنت تدرى ما الكتب ولاالإيمن ولكن جعلنه نورا نهدى به من نشآء من عبادنا, وانك لتهدى إلى صراط مستقيم
“ Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al Qur’an) itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus”
Selain dibaca, direnungkan, Al Qur’an juga disunnahkan untuk dihafalkan. Hafalan disini berarti memindahkan dari tulisan ke dalam dada manusia, karena dengan menghafal ini merupakan tanda bagi mereka yang diberikan ilmu serta keimanan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Nya dalam surat Al Ankabut ayat 49 disebutkan :
بل هو ءاية بينت فى صدور الذين أوتوا العلم, وما يجحد بئا ياتنا الا الظالمون
Sebenarnya, (Al Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang zhalim yang mengingkari ayat-ayat kami”
Sebelum melanjutkan, simak video berikut :

Beberapa keutamaan mempelajari dan membaca Al Qur’an diantaranya adalah :
1)    Orang yang mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan Al Qur’an termasuk insan yang terbaik, bahkan ia akan menjadi Ahlullah (keluarga Allah). Rasulullah saw. bersabda :
خير كم من تعلم القرآن وعلمه (رواه البخاري)
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya
(H.R Bukhari)
اهل القرآن اهل الله وخاصته (رواه النسائى وابن مأجة والحاكم بإسناد حسن)
Ahli Al Qur’an adalah Ahlullah dan merupakan kekhususan bagi nya
(H.R An Nasa’I, Ibnu Majjah, Al Hakim. Kitab Minhajul Muslim hal.70)
2)    Mendapatkan syafaat dari Al Qur’an pada hari kiamat
إقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه (رواه مسلم)
Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan dating pada hari kiamat yang akan memberikan syafaat bagi pembacanya
(H.R Muslim, dari Abu Umamah Al Bahili)
3)    Shahibul Qur’an akan memperoleh ketinggian derajat di surga
يقال لصاحب القرآن, إقراء ورتق ورتل كما كنت ترتل فى الدنيا فإنه منز لتك عند آخرآية تقرأها
(رواه الترمذي وابو داود)
Dikatakan kepada Shahibul Qur’an (di akhirat) : Bacalah Al Qur’an dan naiklah ke surga serta tartikanlah (bacaanmu) sebagaimana engkau tartilkan sewaktu di dunia. Sesungguhnya kedudukan dan tempat tinggalmu (di surga) berdasarkan akhir ayat yang engkau baca. (H.R Tirmidzi dan Abu Dawud)
4)    Orang yang membaca Al Qur’an akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat, sebagaimana firman Allah dala surat Al Fathir : 29-30 :

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ, لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

Sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw bersabda :
من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول الم حرف ولكن الف حرف ولام حرف وميم حرف (رواه الترمذي)
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur’an) maka dia akan memperoleh satu kebaikan dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang semisalnya. Saya tidak mengatakan (الم) itu satu huruf, akan tetapi (ا) satu huruf, dan (ل) satu huruf serta (م) satu huruf.
(H.R At Tirmidzi, Ad Darimi, dan lainnya)
Dalam hadis lain disebutkan :
الماهر بالقرآن مع السفراة الكرام البررة والذي يقرأ القرآن ويتتعتع فيه وهو عليه شاق له اجران
(رواه مسلم)
Orang yang mahir membaca Al Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia, sedangkan orang yang membaca (Al Qur’an) dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan dalam membacanya, maka dia akan mendapatkan dua pahala
(H.R Muslim)
5)    Ketenangan jiwa dan batin, serta banyak keutamaan akan diturunkan kepada orang-orang yang berkumpul untuk membaca Al Qur’an, sebagaimana hadis Rasulillah saw:
ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم الا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملا ئكة وذكرهم الله فيمن عنده (رواه مسلم)
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah azza wa jalla untuk membaca kitabullah (Al Qur’an) dan mereka saling mempelajarinya kecuali sakinah (ketenangan) akan turun kepada merak, majlis mereka penuh dengan rahmat dan para malaikat akan mengelilingi (majlis) mereka serta Allah akan menyebutkan mereka (orang yang ada dalam majlis tersebut) di hadapan para malaikat yang di sisi Nya (H.R Muslim)
6)    Bacaan Al Qur’an merupakan hilyah (perhiasan) bagi orang-orang yang beriman sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :
مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن مثل الأترجة ريحها طيب وطعمها طيب, ومثل المؤمن الذي لايقرآ القرآن مثل التمرة لاريح لها وطعمها حلو, ومثل المنافق الذي يقرأ القرآن مثل الريحانة ريحها طيب وطعمها مر, ومثل المنافق الذي لايقرأ القرآن كميل الحنضلة ليس لها ريح وطعمها مر (رواه البخاري و مسلم)
Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an laksana buah “Al Utrujjah” (semacam jeruk manis) yang rasanya lezat dan harum aromanya, dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an ibarat buah “At Tamr” (kurma) rasanya lezat dan manis namun tidak ada aromanya, dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur’an ibarat “Ar Raihanah” (sejenis tumbuhan yang harum) semerbak aroma nya (wangi) namun pahit rasanya, dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al Qur’an ibarat buah “Al Handhalah” (nama buah) rasanya pahit dan baunya tidak sedap.
(H.R Bukhari, Muslim)

Rasulullah juga mengibaratkan orang mukmin yang tidak pernah membaca Al Qur’an (tidak memiliki hafalan Al Qur’an sama sekali di dalam dadanya) ibarat rumah yang tak berpenghuni : gelap, kotor, seolah-olah akan roboh.
إن الذي ليس فى جوفه شيء من القرآن كاالبيت الخرب
Sesungguhnya orang yang didalam dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari pada Al Qur’an, bagaikan rumah yang tidak berpenghuni” (H.R Tirmidzi)
7)    Seseorang yang berhak menjadi imam sholat adalah orang yang paling banyak menghafal Al Qur’an dan luas pengetahuannya terhadap ilmu-ilmu Al Qur’an, sebagaimana dalam hadis disebutkan :
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله (رواه مسلم)
Orang yang paling berhak menjadi imam (dalam sholat) adalah orang yang paling pandai membaca Al Qur’an (H.R Muslim)
8)    Membaca dan memahami Al Qur’an tidak dapat di samakan dengan kemewahan harta duniawi
افلا يغدو أحدكم إلى المسجد فيعلم اويقرأ آيتين من كتاب الله عز وجل خير له من ناقتين وثلاث خير له من ثلاث واربع خير له من أربع ومن أعدادهن من الإبل (رواه مسلم)
Tidaklah salah seorang di antara kamu berangkat ke masjid untuk mengetahui atau membaca dua ayat dari Kitabullah lebih baik baginya daripada dua onta, dan tiga (ayat) lebih baik baginya daripada tiga (onta), dan empat (ayat) lebih baik baginya daripada empat (onta), begitu seterusnya sesuai dengan jumlah (ayat lebih baik) dari onta. (H.R Muslim)
9)    Kedua orang tua orang yang ahli qur’an akan diberikan mahkota kebesaran pada hari kiamat :
من قرأ القرآن وعمل بما فيه ألبس والداه تاجا يوم القيامة ضوءه أحسن من ضوء الشمس فى بيوت الدنيا لوكانت فيكم فما ظنكم بالذي عمل بهذا فيقولان : بما أعطين هذا ؟ فيقول : بأخذ ولد كما للقرآن (رواه أبو داود)
Barangsiapa membaca Al Qur’an dan mengamalkannya, maka pada hari kiamat akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota yang berkilau, yang sinarnya lebih baik dari sinar matahari, maka keduanya berkata : “Mengapa kami diberi mahkota ini ?” maka dikatakan : “Karena anakmu mengambil (membaca dan mengamalkannya) Al Qur’an.
(H.R Abu Daud, Ahmad, Al Hakim)


[1] Aminudin, et. all., Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal. 45.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar